Post Partum dengan Retensio Urine

This item was filled under

Masa Nifas

Pengertian

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu.

 

Adaptasi fisiologis masa nifas

1.         Tanda-tanda vital

Suhu tubuh dalam 24 jam pertama ³38°c. Jika hari 1-2 sampai pada hari ke 10 ³38°c hati-hati terhadap adanya infeksi puerperalis, infeksi saluran kemih, endometritis, mastitis dan infeksi lain.

  

2.         Adaptasi sistem kardiovaskuler

Tekanan darah stabil

Bradikardi (50-70x/menit) normal jika tidak ada keluhan.

Takhicardi akibat persalinan lama dan perdarahan hebat

Diaforesis dan menggigil yang disebabkan instability vasomotor. Keadaan ini normal jika tidak disertai demam.

Komponen darah trombosit lebih aktif (resiko troboemboli).

  

3.         Adaptasi sistem urinaria

Mekanisme persalinan dapat menyebabkan edema, laserasi, dan trauma uretraakibat tindakan kateterisasi.

Persalinan dengan tindakan sc.dapat mengakibatkan penurunan sensifitas bladder dan penurunan tonus bladder.

  

4.         Adaptasi sistem endokrin

Adanya perubahan dari hormon plasenta yaitu estrogen dan progesteron yang menurun.

Hormon-hormon pituitary jadi prolaktin meningkat, FSH menurun, dan LH menurun.

Produksi ASI mulai pada hari ke 3 post partum yang mempengaruhi hormon prolaktin, oksitosin,reflek let. Down dan reflek sucking.

  

5.         Adaptasi sistem pencernaan

Terjadi konstipasi akibat klien takut episiotomi rusak. Penurunan tonus abdomen, kurang intake menjelang partus dan pengaruh klisma.

  

6.         Adaptasi sistem muskuloskeletal.

Penigkatan ukuran uterus menyebabkab distasisrektus abdominis

Sensasi ektrimitas bawah mengalami penurunan

Tromboplebitis terjadi akibat penurunan aktifitas dan peningkatan protrombin

Edema terjadi pada periode post partum dini.

  

7.         Adaptasi Sistem reproduksi

a.         Fundus uteri

Merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil

 

Waktu

Posisi Fundus

Berat Uterus

1-2 jam

12 jam

3 hari

9 hari

5-6 mgg

Sepusat

1 cm bawah pusat

3 cm bawah pusat

Tidak teraba diatas sompisis

Tidak teraba

1000 g

750 g

600 g

500 g

 

b.         Endometrium

Endometrium mengalami involusi daerah inplantasi plasenta. Nekrosis pembuluh darah terjadi hari 2-3 post partum. Pada hari ke 7 terbentuk lapisan basal dan pada 16 hari normal kembali.

 

Lohea

Nama

Waktu

Bentuk

Abnormal

Rubra

 

 

 

 

Serosa

 

Alba

1-3 hari

 

 

 

4-9 hari

 

10 hari

Darah bekuan

Bau agak anyir

- Peningkatan perdarahan bila meneteki

 

- Pink / coklat

Agak anyir

Kuning / Putih

Bekuan banyak

Bau busuk

 

 

Bau busuk

Tetap serosa

Kembali merah > 2 – 3 minggu

 

c.         Serviks

Ukuran luar melebar dan memanjang.

d.        Vagina

Beberapa saat setelah melahirkan tonus otot menurun edema membiru, terdapat laserasi, dan saluran melebar.

e.         Clitoris / labia

Kencang dan tidak terlalu keras.

f.          Peritonium

Luka pada episiotomi terasa nyeri. Pada tahap early edema dan luka biru.

g.         Payudara

Putting sus, areola mammaeu, duktus dan lobulus membesar, vaskularisasi meningkat (Breast engorgement).Colostrum 3 PP dan ASI > 3 hari PP.

Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum (menurut Rubin Kox adaptasi Ibu terdiri yaitu :

1.         Taking In pada jam pertama sampai 1-2 hari. Ibu mengalami dependen ,pasif, fokus pada diri sendiri.

2.         Taking Hold Ibu mengalami dependen dan independen

3.         Letting Go Ibu mengalami hari-hari terakhir pada minggu persalinan independen pada peran baru

RETENSIO URINE

Pengertian

Retensio urine adalah tertahannya urine didalam kandung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. Pada keadaan akut miksi berhenti secara mendadak, klientidak bisa BAK. Dalam keadaan kronis retensi urine terjadi akibat adanya obstruksi yang terus-menerus pada uretra.

Eteologi

Kalkulus pada lumen uretra , striktur uretra, BPH, Penekanan kepala Janin

Insiden

Sistitis penyebabnya adalah Escherichia coli 73 %-90% dari kasus dan pielonefritis (Infeksi pelvis renalis) penyebabnya terbanyak dari kasus oleh infeksi asenden

Pengkajian

Post Partum

Data Umum :

1)      Identitas.

2)      Data Obstetri, riwayat kehamilan, riwayat persalinan.

3)      Riwayat kesehatan.

4)      Status emosional dan kebiasaan.

 

Data Fokus : Fisiologis (proses involusi, perubahan biophisik sistem tubuh, kesiapan proses laktasi).

Pengkajian fisologis segera setelah lahir :

a.         Kondisi uterus (Palpasi fundus, kontraksi dan tinggi fundus uteri.

b.         Jumlah Darah (inspeksi perineum,laserasi,hematoma).

c.         Kandung kemih (ada tidaknya residu).

d.        Tanda-tanda Vital :

Suhu : 1 jam pertama setelah persalinan

TD/N : penyimpangan kardiovaskular

Pengkajian psikologis segera respon ibu dan keluarga terhadap bayi).

Pengkajian tahap lanjut :

1.         Tanda-tanda vital :

Suhu : Sedikit meningkat tapi kurang dari 38°c

Nadi : Bradikardi 40-70 x/menit masig dalam batas normal selama 6-10 hari post partum.

Tensi : Agak menurun tapi tidak mengganggu (orthostatik hipotensi)

Pemeriksaan tanda-tanda vital dilakukan tiap 4-8 jam.

2.         Perut dan Fundus :

Sebelum pem.fundus dan perut klien di minta kencing dulu.

Bila pada pem. Uterus lembek lakukan masase dan bayi ditetekkan.

3.         Lokhea :

Periksa tiap 4-8 jam

Perhatikan : frekuensi penggantian duk dan kebiasaan klien.

Sifat pengeluaran lokhea (menetes, merember, memancar)

Warna lokhea (rubra, serosa, sanguilenta,alba).

4.         Eliminasi :

Diaphoresis

Tanda infeksi kandung kemih,distensi blader

Buang air besar (obstipasi karena takut sakit).

5.         Buah dada :

Bentuk, besar, merah

Putting susu--- baik, masuk, lecet, sakit, kebersihan,

BH--- penyokong buah dada

Laktasi hari ke 2-3 kolostrum meningkat.

  

6.         Perineum

Posisi sim  kearah jahitan sehingga perineum terlihat jelas.

  

7.         Ekstrimitas bawah

Tromboplebitis dan tromboemboli

Edema, Tenderness, suhu kulit meningkat.

  

Psikososial :

Sikap, kemampuan, keterampilan memelihara diri, Tingkat kelelahan, Kepuasan,Tugas mengasuh anak.

  

Rentinsio Urine

Bila dicurigai infeksi kandung kemih dilakukan pengambilan spesimen urin bersih untuk pemeriksaan mikroskopik dan pemeriksaan kultur serta berat jenis urin.

Frekuensi urin, keinginan berkemih, urin warna keruh, nyeri pelvik dan konsentrasi bakteri 10.000 atau lebih permililiter urine.

Periksa suhu : mengginggil dan panas tinggi, mual dan muntah.

Diagnosa Keperawatan

1.         Perubahan eliminasi BAK; Retensio urin berhubungan dengan trauma perineum,dan sal.kemih.

2.         Ketidakefektifan proses laktasi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan payudara.

3.         Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan retensi urin yang lama.

Intervensi Keperawatan

1.         Perubahan eliminasi BAK; Retensio urin berhubungan dengan trauma perineum,dan sal.kemih.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kep. selama 2 hari klien dapat kencing tanpa menggunakan alat/kateter.

Kriteria :

S : Klien mengatakan sudah bisa kencing sendiri.

O : urine 2 cc/kg bb/menit,uspt +, urin residu <100 cc

Intervensi

Rasional

Menjelaskan pada klien cara blader training

-Merangsang keinginan untuk kencing

Mengobservasi intake dan output

-Menilai perkembangan miksi

Memasang kateter bila ada indikasi

-Membantu mengeluarkan urin

Memberikan obat sesuai program terapi.

-Membantu meperlancar sirkulasi dan tangsangan saraf

 

2.         Ketidakefektifan proses laktasi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan payudara.

Tujuan : Setelah diberikan penjelasan mengenai cara perawatan payudara Ibu dapat merawat payudara sendiri.

Kriteria :

S : Ibu Mengatakan sudah bisa merawat payudara sendiri.

O : Ibu terlihat merawat payudaranya.

Intervensi

Rasional

Mengajari dan menjelaskan pada ibu cara perawatan payudara.

Agar Ibu mandiri dalam perawatan payudara

Memperhatikan cara ibu merawat payudaranya

Menilai cara Ibu merawat payudaranya dengan benar.

3.         Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan retensi urin yang lama.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan kep. dan terapi Medis selama 3 hari resiko infeksi tidak terjadi.

Kriteria : Suhu 36-37 °c sakit perut bagian bawah tidak ada.

Intervensi

Rasional

Kaji suhu tubuh Ibu

Menilai tanda-tanda infeksi

Berikan kateterisasi dengan memperhatikan kesterilan

Membantu mengeluarkan urine

Berikan obat anti biotik sesuai program terapi

Membatasi perkembangbiakan bakteri penyebab infeksi SK/KK.


DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E.Doenges et al, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Persis Mary Hamilton (1995) Dasar-dasar Kep Maternitas, EGC, Jakarta.

Makalah hasil kuliah Askep Post Partum, PSIK INAIR Surabaya.

0 komentar on "Post Partum dengan Retensio Urine"



Post a Comment