KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN POST FORCEPS EKSTRAKSI INDIKASI EKLAMSI
Pada klien post forceps ekstraksi indikasi eklamsi perlu dilakukan perawatan kebidanan secara intensif dengan menggunakan pendekatan menejemen kebidanan secara terpadu dan berkesinambungan.
Untuk itu pada kesempatan ini, menejemen kebidanan yang kami terapkan berdasarkan teori Helen Varney yang menggunakan 7 langkah,meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa, masalah, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu: pengumpulan data yang diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Data subyektif
1. Biodata, mencakup identitas klien serta suami yang terdiri dari:
Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari.
Umur dicatat dalam tahun, sebaiknya juga tanggal lahir klien, umur berguna mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.
Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak, misalnya ibu yang dirawat memerluan bantuan keluarga. Dengan adanya alamat tersebut keluarga klien dapat segera dihubungi. Demikian juga alamat dapat memberikan petunjuk tentang keadaan lingkungan tempat tinggal klien.
Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pekerjaan dengan permasalahan kesehatan klien dan juga pembiayaan.
Agama perlu dicatat karena hal ini sangat berpengaruh dalam kehidupan termasuk kesehatan. Dengan diketahuinya agama klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan dalam melakukan asuhan kebidanan.
Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya, tingkat pendidikan dan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
Status perkawinan ditanyakan pada klien untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan.
2. Keluhan utama
Keluhan yang mungkin dapat terjadi dan dirasakan oleh ibu nifas post ekstraksi forceps adalah:
Ibu merasa mules-mules pada perut atau, ibu merasa sakit pada luka jahitan perineum, adanya pengeluaran lochia rubra, merah, jumlah lebih banyak dari keadaan fisiologis, ibu merasa pusing kepala, nyeri ulu hati dan penglihatan kabur.
3. Riwayat Obstetri
Riwayat obstetri yang perlu dikaji adalah
Riwayat Haid
Riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan adalah menarche, siklus teratur atau tidak, lamanya menstruasi, banyaknya darah yang keluar, menstruasi terakhir, dismenorrhoe. Hal ini perlu ditanyakan terutama untuk mengetahui usia kehamilan.
Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Yang perlu ditanyakan pada klien yang pernah hamil adalah untuk menentukan faktor risiko. Riwayat kehamilan yang lalu dengan pre eklamsi atau tidak. Pada klien yang pernah melahirkan yaitu tempat melahirkan, cara melahirkan BB anak saat lahir, PB anak saat lahir, usia saat ini, kelainan saat nifas dan riwayat meneteki.
Riwayat kehamilan sekarang
Yang perlu ditanyakan adalah para, abortus, umur kehamilan, tempat pemeriksaan kehamilan, frekwensi pemeriksaan kehamilan, kelainan yang dialami waktu hamil, penggunaan obat dan jamu. Sewaktu usia kehamilan 20 minggu atau lebih apakah mengalami kenaikan tekanan darah, bengkak pada wajah, tungkai, tangan, pusing, nyeri ulu hati dan penglihatan kabur serta apakah ibu pernah kejang selama hamil.
Riwayat keluarga berencana
Perlu dicatat bagi ibu yang pernah mengikuti program keluarga berencana. Hal ini penting diketahui untuk mngetahui apakah kehamilan yang sekarang memang direncanakan atau tidak. Jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya menggunakan alat kontrasepsi dan rencana setelah melahirkan.
4. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang perlu dikaji meliputi:
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang dialami
Data yang perlu dikaji meliputi apakah klien punya penyakit menular, menahun serta menurun.
Perilaku kesehatan
Data yang dukaji meliputi tanggapan klien terhadap minum-minuman keras, merokok, personal hygiene, obat-obatan yang sering diminum.
Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan klien maupun bayinya, antara lain penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus, keturunan kembar dan koch pulmonum.
5. Keadaan psikososial
Yang perlu dikaji dari pasien adalah bagaimana sikap klien terhadap interaksi yang diadakan bidan, bagaimana rencana meneteki bayinya, rencana perawatan bayi, dirawat sendiri atau dirawat oleh keluarga. Juga perlui ditanyakan pengetahuan ibu tentang kesehatan setelah melahirkan meliputi mobilisasi dini, perawatan payudara, kebersihan diri khususnya daerah genitalia. Fungsi psikososial khususnya peran suami dalam mendukung kesembuhan klien.
6. Riwayat adat kebiasaan
Yang perlu dikaji adalah adat kebiasaan keluarga dalam pertolongan persalinan dan pasca persalinan, demikian juga adanya kebiasaan lain yang ada hubungannya dengan kesehatan klien dan janinnya.
7. Pola pemenuhan kebutuhan
Nutrisi
Perlu ditanyakan pemenuhan nutrisi selama dirumah sakit apakah klien menghabiskan porsi yang dikonsumsi, kalau tidak apakah klien dibawakan makanan dari rumah.
Tanyakan juga kebiasaan makan dirumah selama hamil biasanya berapa kali dalam satu hari, berapa piring dalam satu kali makan, jenis makanan dan adakah makanan yang berpantang selama hamil. Hal ini perlu ditanyakan karena kebiasaan makan mempengaruhi proses pemulihan kesehatan klien.
Untuk klien dengan post eklamsi nutrisi yang diperlukan adalah diit rendah garam.Contoh diit rendah garam ada pada lampiran 2.
Aktifitas
Ditanyakan kemampuan aktifitas klien selama dirumah sakit apakah mengalami hambatan atau tidak, karena pada ibu nifas post eklamsi mobilisasi dini dapat mulai dilakukan saat keadaan klien berangsur membaik kira- kira 12 – 24 jam post partum.Mobilisasi dini dapat dimulai dengan tidur telentang, lalu miring kanan kiri, serta belajar duduk pada hari ke dua, hari ke tiga belajar berjalan dan hari ke empat atau kelima sudah boleh pulang.
Istirahat dan tidur
Selama dirumah sakit apakah klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidurnya yaitu kira-kira 7 – 8 jam sehari. Berapa jam klien tidur dalam sehari, bila tidak dapat tidur ditanyakan apakah sebabnya, apakah menimbulkan gangguan atau tidak.
Kebersihan diri
Selama melahirkan apakah dapat melakukan atau mandi sendiri di kamar mandi atau masih diseka. Tanyakan kapan ganti pembalut, berapa kali dan jumlah perdarahan.
Eleminasi alvi dan uri
Apakah selama dirumah sakit klien sudah buang air kecil, kalau belum mengapa. Karena pada klien dengan post operatif vaginam selama proses persalinan kandung kemih mendapat tekanan sehingga dapat mengakibatkan gangguan eleminasi uri, kalau sudah apakah disertai rasa nyeri atu tidak, dan buang air kecil sudah harus terjadi secara spontan pada 8 jam post partum. Apakah sudah buang air besar atau belum, karena pada post partum BAB sudah harus terjadi pada hari ke 2- 3 post partum, kalau belum mengapa, kalau sudah bagaimana konsistensi dan warnanya, tanyakan juga kebiasaan buang air besar dirumah, karena kebiasaan buang air besar yang tidak tiap hari kadang tidak menimbulkan gangguan.
8. Pola persepsi
Bagaimana penerimaan klien tehadap tindakan yang dilakukan terhadap proses persalinan.
Data obyektif
Merupakan data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Data obyektif yang dapat ditemukan pada ibu nifas adalah:
1. Riwayat persalinan
Yang perlu ditanyakan adalah tempat, tanggal, jam persalinan, penolong, jenis persalinan serta masalah- masalah yang timbul selama persalinan.
2. Keadaan umum, kesadaran yang diperoleh dari pengamatan dan pemeriksaan umum pada klien saat pengkajian .Apakah klien terlihat pucat atau segar, apakah klien sadar penuh dan dapat beradaptasi dengan keadaan disekitarnya.
3. Tanda-tanda vital
Hal- hal yang diperiksa adalah tekanan darah, suhu rektal atau axiler, denyut nadi dan pernafasan.
4. Tinggi badan dan berat badan
Dapat diperiksa apabila keadaan memungkinkan, apabila klien masih tiduran tidak perlu dicantumkan atau diukur.
5. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang perlu diperhatikan adalah
Muka : Pucat, terdapat chloasma gravidarum atau tidak, ekspresi wajah serta ada oedema atau tidak
Mata : Conjungtiva warna pucat atu tidak, terdapat ikterus atau tidak pada gigi terdapat caries atau tidak serta kebersihannya.
Mulut : Terdapat stomatitis atau tidak, pada gigi terdapat caries atau tidak ssrta kebersihannya.
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid ada atau tudak, pembesaran vena jugularis ada atau tidak.
Dada : Bentuk dada simetris atau tidak, pembesaran payudara, keras, lembek, bentuk putting susu, serta colostrum keluar atau belum.
Perut : Inspeksi : apa ada luka bekas SC, striae, linea
Palpasi : TFU secara normal pada hari pertama post partum setinggi pusat serta kontraksi uterus untuk mengetahui proses involusi.
Genitalia : Inspeksi : Kebersihan, lochia rubra,warna merah, bau serta banyaknya.
Perineum : Terdapat bekas episiotomi, banyaknya jahitan, oedema atau tidak, ada tanda infeksi atau tidak serta luka tampak kering atau basah.
Anus : Adakah haemorrhoid
ekstremitas : atas : adakah oedema, terpasang infus atau tidak
bawah : adakah oedema, ada farices atau tidak serta reflek patela.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium meliputi Hb, asam urat, fungsi ginjal,
Urine
Pemeriksaan laboratorium bisa diulang sesuai keperluan.
7. Pemeriksaan fisikProgram pengobatan dokter
Sesuai dengan terapi di konsep dasar eklamsi.
Analisa Data Diagnosa Dan Masalah
Diagnosa kebidanan adalah hasil dari perumusan masalah yang diputuskan oleh bidan. Diagnosa kebidanan sebagai dasar dalam menanggulangi ancaman kehidupan klien.
Diagnosa kebidanan dan masalah kebidanan yang muncul pada klien post forceps ekstraksi indikasi eklamsi adalah:
1. P…….(APIAH) post forceps ekstraksi indikasi eklamsi hari ke…..
Dasar:
Ibu melahirkan dengan forceps ekstraksi pada tanggal… jam…..
Ibu mengatakan perutnya terasa mules
TFU pada hari pertama post partum setinggi pusat
Pengeluaran lochia rubra, warna merah bau anyir, jumlah…
Kejang saat hamil atau inpartu
Kesadaran composmentis, tanda-tanda vital……….
2. Nyeri luka perineum
Dasar:
Ibu kesakitan bila berubah posisi
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan perineum
Terdapat jahitan pada perineum
( Persis H, 1995: 286)
3. Nyeri rahim karena involusi
Dasar:
Ibu mengatakan perutnya terasa mules, keras dan sakit
Terdapat kontraksi uterus
Tinggi fundus uteri pada hari pertama post partum setinggi pusat
Pengeluaran lochia, bau, anyir
( Persis H, 1995: 282 )
4. Cemas karena terpisah dengan bayinya
Dasar:
Ibu dirawat terpisah dengan bayinya
Ibu menanyakan keadaan anaknya
( Persis H, 1995: 282 )
5. Gangguan penglihatan
Dasar :
dengan jarak tertentu ibu tidak dapat melihat dengan jelas mata berkunang-kunang
Diagnosa potensial adalah masalah yang timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengancam keselamatan ibu.( Depkes RI, 1996: 6)
1. Risiko terjadinya kejang berulang post partum
Dasar:
Ibu mekahirkan dengan forcps ekstraksi indikasi eklamsi hari ke….
Desakan darah sistole >160 mmHg dan diastole > 110 mmHg
Adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial: pusing, penglihatan kabur dan mual
( Persis H, 1995: 107)
2. Risiko terjadinya perdarahan post partum
Dasar:
Post partum 24 jam debgan tindakan forceps ekstraksi
Kontraksi uterus lembek, TFU tidak sesuai dengan proses involusi pada hari ke…..
( Persis H, 1995: 282)
3. Risiko terjadinya infeksi nifas
Dasar:
Post partum dengan tindakan forceps ekstraksi
Ibu tidak melakukan mobilisasi dini
Pembalut terlihat penuh oleh darah
Suhu tubuh > 37,5 0 C
Terdapat jahitan pada perineum dengan tanda-tanda infeksi yaitu kolor rubor dolor dan fungisiolase
( Persis H,1995: 286)
4. Risiko terjadinya bendungan ASI
Dasar:
Bayi dirawat terpisah dengan ibunya
Ibu belum meneteki bayinya
Putting susu terlihat kotor
Payudara teraba keras dan tegang
( Persis H, 1995:286)
5. Risiko terjadinya retensio urine sehubungan dengan trauman persalinan
Dasar:
Post partum dengan tindakan forceps ekstraksi
Ibu tidak kencing spontan
Kandung kencing penuh
( Persis H, 1995:282)
Tindakan segera merupakan tindakan berdasarkan beberapa data yang mengidentifikasikan keadaan gawat darurat, dimana bidan harus bertindak segera untuk keselamatan jiwa ibu dan janin. Tindakan segera untuk perawatan kebidanan pada klien masa nifas dengan post forceps ekstraksi indikasi eklamsi untuk mencegah terjadinya komplikasi selama masa nifas adalah kolaborasi dengan tim medis untuk melanjutkan terapi eklamsi.
DAFTAR PUSTAKA
Angsar M. Dikman, 1995, Hipertensi Dalam Kehamilan, Lab/UPF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
________, 1994, Obstetri Phantom, Fakultas Kedokteran Airlangga, Surabaya
Bennet R. Brown Linda K, 1996, Myles Text Book For Mmidwives, Chrurcchill Livingstone, Tokyo
Dennen C. Philip, 1994, Partus Forceps, Binarupa Aksara, Jakarta
Hamilton PM, 1995, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta
Hariadi R, 1991, Obstetri Williams, Airlangga University Press, Surabaya
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta
Long C Barbara, 1996, Perawatan Medika Bedah, YIA Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Bandung
Manuaba, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Pengurus Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Santosa NI, 1995, Manajemen Kebidanan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
Sastrawinata Sullaiman, 1983, Obstetri Fisiologi, Offset, Bandung
Sastra, Sulaiman, 1983, Obstetri Patologi, Elemen Banddung
Sweet BR, 1993, Mayes Midwifery A Text Book For Midwive, Bailiere Tindall, Tokyo
Wiknyosastro, H, 1991, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo, Jakarta
Wirjoatmojo. K, 1994, Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Lab/UPF Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
0 komentar on "KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN POST FORCEPS EKSTRAKSI INDIKASI EKLAMSI"